slider top

[5] [true] [slider-top-big] [Slider Top]
You are here: Home / Aparat Tak Berdaya Hadapi Kelompok Bersenjata di Papua

Aparat Tak Berdaya Hadapi Kelompok Bersenjata di Papua

| No comment
JAKARTA – Penembakan oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) masih terjadi di Papua. Sepanjang 2013, 19 orang tewas, sembilan di antaranya personel TNI dan satu polisi, sisanya warga sipil.
 
Pada 4 Januari 2014 sore, KSB menyerang pos polisi di Kulirik, Kabupaten Puncak Jaya. Dua anggota Brimob yang berada di pos tersebut menyelamatkan diri saat diserang, sehingga delapan pucuk senjata api milik petugas dirampas KSB.
 
Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, sejak 2009 hingga awal 2014 terus terjadi aksi kekerasan bersenjata di Papua. Pada 2009 hingga 2010 ada 41 orang tewas, baik sipil maupun aparat keamanan. Pada 2011 hingga 2012, korban sipil 26 orang dan aparat 14 orang.
 
"Jika dilihat datanya memang ada penurunan. Tapi yang memilukan adalah negara tidak dapat membasmi kelompok sipil bersenjata di Papua yang menyebabkan korban tewas terus berjatuhan," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam pers rilisnya kepada Wartawan, Senin (6/1/2014).
 
Menurut Neta, terus berulangnya peristiwa penembakan di Papua mengindikasikan adanya pembiaran terhadap aksi kekerasan di wilayah itu. Fakta ini, kata dia, tak sejalan dengan kebijakan membangun Papua yang damai.
 
"IPW kecewa dengan sistem keamanan yang dibangun di Papua. Pemerintahan SBY tidak hanya gagal menjamin rasa aman warga Papua, tapi juga tidak pernah memberikan kepastian hukum, seperti menangkap pelaku penembakan misterius dalam empat tahun terakhir," terangnya.
 
Bahkan, lanjut Neta, penembakan yang menewaskan delapan anggota TNI di pos TNI di Puncak Jaya pada 21 Februari 2013 tak kunjung terungkap dan tertangkap pelakunya.
 
"Semua seakan terbiarkan. Padahal, peristiwa demi peristiwa penembakan itu sangat merendahkan martabat bangsa. Seakan aparat keamanan di Papua semakin tak berdaya," pungkasnya. (trk)
Sumber : Okezone.com