slider top

[5] [true] [slider-top-big] [Slider Top]
You are here: Home / Tol Trans Jawa Tingkatkan Ekonomi Jatim

Tol Trans Jawa Tingkatkan Ekonomi Jatim

| No comment
Jombang (sindoonline.net) - Gubernur Jatim Soekarwo optimis bahwa pembangunan Tol Trans Jawa, yang menghubungkan Banten - Jawa Timur, mampu mendongkrak ekonomi di Jatim. Dengan terbangunnya infrastruktur tersebut, dipastikan waktu tempuh akan lebih pendek, sekaligus memangkas biaya transportasi dan pengiriman barang.

Oleh karena itu, Soekarwo menghimbau warganya untuk mendukung terselesaikannya proyek jalan tol tersebut. Himbauan tersebut disampaikan Soekarwo menyusul terjadinya sejumlah aksi unjuk rasa warga terdampak tol di Kabupaten Jombang. Dalam aksi unjuk rasa tersebut, warga menuntut penggantian diatas UGR yang telah ditetapkan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Jombang. Sebagaimana diketahui, penetapan UGR (Uang Ganti Rugi) yang dilakukan oleh P2T telah melalui mekanisme yang sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

Soekarwo meminta Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk terus melakukan sosialisasi, agar masyarakat lebih dapat memahami dan mendukung proyek tersebut. Pasalnya, lanjutnya, proyek tol adalah proyek pemerintah, sehingga secara otomatis tanah yang telah dibebaskan akan menjadi milik Negara.

"Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, proses pembebasan lahan untuk kepentingan umum merupakan proses pengalihan hak kepada Negara, bukan proses jual beli. Dalam pelaksanaannya pemerintah melibatkan pihak swasta karena keterbatasan anggaran Negara, dan sebagai imbalan, investor mendapatkan hak konsesi pengelolaan untuk kurun waktu tertentu," kata Soekarwo dalam rilis yang dikirim PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI), investor proyek tol Kertosono-Mojokerto, kepada wartawan, Senin (16/12/2013).

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, kata dia, warga negara harus mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan. Negara sebenarnya berhak mencabut hak seseorang kalau tanah itu untuk kepentingan umum. "Bagi yang tidak mau melepaskan tanahnya dengan UGR yang sudah pantas dan disepakati sesuai musyawarah, maka akan ditempuh cara konsinyasi," tambahnya.

Soekarwo yakin pembangunan infrastruktur jalan tol berdampak positif bagi Jatim, khususnya dalam mengurai kemacetan lalu-lintas. Ia kemudian membeberkan pertumbuhan kendaraan bermotor di Jawa Timur. Rinciannya, tahun ini tercatat 16 persen  dari tahun sebelumnya. Demikian juga dengan pertumbuhan mobil yang mencapai 9 persen dan diperkirakan akan terus bertambah. "Untuk mengatasi hal tersebut, yang sebenarnya harus digenjot adalah infrastruktur jalan tol," ungkapnya.

Semenatara itu, Ketua P2T proyek tol Mojokerto-Jombang, M Hassan optimis pengadaan lahan bisa dilakukan sesuai jadwal. Bahkan menurutnya, banyak warga yang menuntut pembangunan jalan tol segera diselesaikan, karena mereka terganggu kendaraan proyek di desa mereka.

Presiden Direktur PT Marga Harjaya Infrasturktur Wiwiek D. Santoso, selaku investor mengatakan, proyek Tol Moker (Mojokerto - Kertosono) ini menghabiskan anggaran Rp 3 triliun. Proyek tol dibagi menjadi 4 seksi, dengan panjang total mencapai 40,5 km atau terpanjang di Jawa Timur.

"Tol Moker adalah bagian dari proyek nasional pembangunan jalan Tol Trans Jawa yang merupakan jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di pulau Jawa. Tol Trans Jawa sepanjang +/- 1.000 km tersebut terdiri dari beberapa ruas seperti jalan tol Tol Tangerang - Merak, Jakarta - Cikampek, Palimanan - Kanci, Kanci – Pejagan, Semarang – Bawen," urainya.(pur)